Sabtu, 10 Agustus 2013

SUARA HATI ANAK BANGSA: APAKAH KITA SUDAH MERDEKA?

“17 Agustus tahun 1945, itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia”

Itulah kutipan lagu yang sering kita dengar dimana-mana jika sudah masuk bulan Agustus. Begitu juga dengan bulan Agustus 2013 ini, tepat 68 tahun lalu pada tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi dikumandangkan oleh sang proklamator Bung Karno dan Bung Hatta, 17 Agustus itulah suatu hari yang sangat bersejarah dan sampai sekarang diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tak terkecuali bulan Agustus ini, sang saka merah putih akan berkibar gagah hampir disetiap halaman rumah serta segala pernak-pernik HUT RI yang membuat suasana semakin hidup, baik di desa maupun di kota, kemudian para pelajar akan tetap berbondong-bondong pergi kelapangan terbuka yang disiapkan untuk upacara peringatan HUT RI dengan penuh semangat dan pakaian yang rapi lengkap dengan segala atributnya. Sungguh pemandangan yang akan sangat indah sekali melihat semua itu. Mungkin inilah ungkapan syukur bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan cucuran darah para ksatria-ksatria dan srikandi-srikandi yang rela berjuang dan rela mati demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Tetapi, akankah kemeriahan ini hanya ada pada bulan Agustus? dan apakah sisanya hanya detik-detik yang diisi dengan realita hidup yang tidak identik dengan suatu kemerdekaan? 

Apakah bangsa ini sudah merdeka?, kita memang sudah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, dan secara de facto dan de jure memang seluruh bangsa di muka bumi mengakui kemerdekaan kita. Tetapi masih banyak rakyat miskin yang bertahan hidup dengan segala cara, termasuk berdesak-desakan mengantri sembako yang dibagikan pada setiap bulan ramadhan bahkan sampai ada yang kehilangan nyawa hanya demi mengantri beberapa liter beras. Kemudian bantuan-bantuan dari pemerintah yang tidak tepat sasaran seperti adanya BALSEM yang tidak diterima warga miskin seperti yang sering diberitakan ditelivisi, pengemis yang menadahkan tangannya demi koin-koin yang dianggapnya begitu berharga demi menyambung hidupnya, pemulung yang memakan sayur mayur dan buah-buhan busuk demi mengisi perutnya, apakah ini bisa dikatakan “merdeka” bagi rakyat miskin itu?

Masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan menari-nari dijalan-jalan karena kejamnya biaya pendidikan dan terpaksa menggerakkan otot-otot kecil mereka demi membantu orang tua mereka. Kemudian beasiswa-besiswa disekolah dan universitas yang seharusnya diterima pelajar atau mahasiswa miskin, diterima oleh pelajar atau mahasiswa yang mempunyai gadget-gadget canggih, biaya sekolah yang sangat tinggi walaupun katanya sudah ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Apakah ini bisa dikatakan “merdeka” untuk para anak-anak dan pelajar Indonesia? Apakah dengan banyaknya pelajar yang putus sekolah akibat kejamnya biaya ini membuat bangsa kita akan bertambah bodoh?

Sekali lagi, kita memang sudah merdeka dari penjajah tetapi kenapa mereka yang berkuasa menggusur, menindas, korupsi, merugikan serta mengorbankan rakyat demi kepentingan mereka sendiri?, apakah benar kita sudah bebas dari penjajah? Apakah mereka berbeda dengan penjajah?. Bayangkan pada era sekarang ini untuk hanya menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) kita memerlukan uang jutahan bahkan puluhan juta untuk bisa menjadi PNS, dan bagi yang tidak mempunyai uang sedemikian rupa, impian menjadi PNS terkadang hanya khayalan belaka, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dimana-mana dalam mencapai segala hal, dan masih banyak sekali hal-hal lain yang menjadi pertanyaan menyangkut kemerdekaan kita yang belum tentu selesai jika diceritakan semua dalam tulisan ini.

Merdeka memanglah Hak Asasi Manusia, tetapi sebelum memaknai kemerdekaan secara nasional, kita harus memaknai kemerdekaan secara personal, apakah bangsa Indonesia secara personal sudah merdeka? Pasti banyak sekali pendapat yang berbeda mengenai apa itu kemerdekaan, yang pasti kita harus menghargai jasa-jasa pahlawan kita yang rela berkorban dan rela mati demi bangsa Indonesia ini, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan suatu pengabdian, prestasi dan hal-hal positive demi kemajuan bangsa, demi ibu pertiwi dan demi mendapatkan kemerdekaan sebenarnya, KEMERDEKAAN SEJATI.

“Tunjukan bahwa kita bersaudara, luka mereka, luka kita juga, tunjukkan..!!!! tunjukan oleh kita, derita yang ada derita kita juga..!!!!” HIDUP RAKYAT INDONESIA……..!!!!!!!! 

Jumat, 25 Maret 2011

MENCARI PEMIMPIN YANG MEMPUNYAI VISI

Visi merupakan suatu imaginasi yang ada di alam pikiran kita, yang ingin kita wujudkan ke alam nyata. Visi itu mimpi bukan angan-angan. Mimpi bersifat realistis, sedangkan angan-angan tidak bersifat realistis. Mimpi merupakan cara membangun realitas, sedangkan angan-angan merupakan cara memanipulasi realitas.
Pentingkah pemimpin yang mempunyai misi?, tentu saja semua orang akan menjawab penting. Visi dari seorang pemimpin bukan hanya persyaratan administrasi sewaktu mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin. Tetapi visi adalah pandangan kedepan seorang calon pemimpin tersebut. Apabila mata hanya mempunyai pandangan yang terbatas jaraknya, maka visi adalah suatu pandangan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas untuk masa depan organisasi ataupun kelompok yang dia pimpin. “Kepemimpinan yang baik itu artinya mengetahui seberapa banyak dari masa yang akan datang boleh diperkenalkan kepada masa kini” kata Peter Burwash. Pemimpin harus mempunyai visi mengenai sesuatu yang dapat menjadi kenyataan dan berusaha mewujudkannya menjadi kenyataan.
Menurut John C. Maxwell, kelompok orang apabila dibagi menurut visinya memiliki empat tingkatan, yaitu :
1. Beberapa orang yang tidak memiliki visi (pengembara)
2. Beberapa orang yang memiliki visi tetapi tidak pernah mengejarnya sendiri (pengikut)
3. Beberapa orang yang sudah memiliki visi dan mengejarnya (peraih prestasi)
4. Beberapa orang yang memiliki visi, mengejarnya dan membantu orang lain melihatnya (pemimpin)
Jelas sudah sosok seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai mimpi kemudian mencoba membuat mimpi tersebut berakar ke alam nyata serta mampu meyakinkan orang yang dipimpin mengenai impian sang pemimpin tersebut.
Jika seorang pemimpin sudah mempunyai visi kedepan untuk maju, apapun latar belakang sang pemimpin tersebut dia tidak akan terpengaruh dengan apa yang melatarbelakanginya karena sang pemimpin tersebut sudah mempunyai tekad yang kuat, yang tidak bisa dipengaruhi riak-riak kecil ataupun gelombang besar yang akan menghanyutkan dan menenggelamkan tekad sang pemimpin tersebut. Pemimpin tersebut tidak akan mengutamakan kepentingan golongan tertentu karena visinya sudah jelas sebagai seorang pemimpin bukan sebagai seorang pengikut.
Marilah mencari pemimpin yang mempunyai visi dan keyakinan diri untuk bangkit dan maju. Kita jangan menutupi SUARA HATI untuk BANGKIT dan MAJU. Suara hati merupakan energi yang besar, yang dikaruniakan Tuhan kepada kita. Energi tersebut akan membuat rasa sakit di dalam tubuh ini jika tidak kita keluarkan. Energi tersebut akan MENDESAK DADA, jika masih ditahan akan MENUSUK HATI, jika masih ditahan juga akan MENGHUJAM JANTUNG ini, terakhir jika masih ditahan juga maka wajah kita akan tampak MERANA, PAHIT dan GETIR selamanya. Jika saudara-saudara tidak ingin tampak merana, pahit dan getir, maka jangan tutupi suara hati untuk bangkit dan maju dengan memilih pemimpin yang mempunyai visi. Untuk bangkit dan maju memang sulit,

Selasa, 21 September 2010

TUGAS UNTUK PRAKTIKAN FISIKA TANAH (Khusus yang tidak praktikum tanggal 20-09-2010)


1.       Apakah yang dimaksud dengan Kadar Air, Bulk Density dan Ruang Pori Total ?
2.       Tuliskan Rumus Penetapan Kadar Air, Bulk Density, dan Ruang Pori Total?
3.       Cari Jurnal Tentang  (pilih salah satu) :
a.       Kadar Air
b.      Bulk Density
c.       Ruang Pori Total

NB:
-          Jurnal tidak boleh sama dengan kawan yang lain dan dikumpul dalam bentuk soft copy (Flash Disk or  CD) saja coz mahalkan biaya ngeprint??.
-          Jawaban untuk soal ditulis saja dikertas A4
-          Semuanya dikumpul tanggal 27-09-2010, saat praktikum.

Jumat, 10 September 2010

Sang Penggagas “International Burn a Koran Day”: Terry Jones. Siapa Dia?


Rencana terkutuk berupa ““International Burn a Koran Day” atau “Hari Internasional Pembakaran Al Qur’an”  11 September 2010 digagas oleh Terry Jones pemimpin gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida. Rencana yang digagas oleh dia memang salah, seluruh umat manusia didunia mengutuk rencana tersebut termasuk umat muslim didunia tetapi kita harus bertanya kepada diri sendiri, Apakah kita masih membaca dan mengamalkan Al-quran? Apakah kita tidak melupakan Al-quran?Apakah kita hanya menjadi Al-quran sebagai penghias dirumah kita saja?,kejadian ini mungkin sebagai peringatan Allah kepada kita semua agar kita kembali menjadikan Al-quran dan sunnah sebagi pegangan hidup kita. Kita jangan terprovokasi dan kita jangan membalasnya dengan hal yang serupa jika semua itu terjadi, yang menggagas itu hanya oknum dari umat mereka. Kita harus mencari cara yang bijak untuk menyelesaikan masalah ini.

Terry Jones, Siapa dia?
Jones lahir di Cape Girardeau, Missouri pada tahun 1952 atau 1953. Jadi, saat ini ia berusia 57 tahun. Ia memimpin Dove World bersama istri keduanya, Sylvia.Untuk menyusuri siapa gerangan Jones, harian terkemuka Jerman Der Spiegel mewawancarai Andrew Schafer, seorang pengurus gereja Protestan yang bertanggung jawab mengawasi berbagai aliran kepercayaan di wilayah Cologne—di mana Jones pernah memimpin sekitar 100 jemaat.
Schafer dengan tegas menyatakan, “Terry Jones terlihat memiliki kepribadian delusional.”
Penelusuran The Times of London menemukan latar belakang Jones yang ‘menarik.’ Ditulis koran itu, “Dia (dan istri keduanya, Sylvia) meninggalkan Jerman pada tahun 2008 setelah salah satu dari tiga anak mereka... bersama dengan seorang lelaki tua di gerejanya yang terdahulu... menuduh mereka melakukan penyelewengan keuangan dan ketenagakerjaan... Gereja Jones di Florida didanai oleh TS & Company, perusahaan di bidang pengiriman furnitur yang dimiliki gereja itu, yang membeli mebel-mebel vintage dari Eropa dan menjualnya kembali di AS. Karyawan di perusahaan ini adalah para pengikut Jones, yang bekerja tanpa diberi upah dan tinggal tanpa perlu membayar di bangunan milik Jones yang lapuk dan jorok.”
Gara-gara ada kaitan dengan TS & Company, Alachua County Property Appraiser pernah menginvestigasi status pengecualian-pajak gereja itu pada Maret 2010 lalu.
Dove World adah gereja Kristen karismatik yang sangat kecil dan non-denominasional (berdiri sendiri, tidak bergabungan dengan perhimpunan gereja Kristen manapun). Jemaatnya hanya berjumlah sekitar 50 orang.
Dove World didirikan pada tahun 1985 oleh dua pendeta, Donald O. Northrup dan Richard H. Wright. Setelah Northrup meninggal di tahun 1996, kepemimpinan beralih ke istrinya, Dolores. Jones mengambil alih kepemimpinan gereja ini pada 2008. Setahun kemudian, Dolores akhirnya keluar dari Dove World karena tak sepaham dengan cara-cara Jones.Dove World memiliki sebuah sekolah-asrama, juga berlokasi di Gainsville, yang diberi nama Dove World Outreach Academy. Menurut harian lokal Gainsville Sun, para pelajar di akademi itu dilarang berkomunikasi dengan pihak luar dan keluarga mereka, termasuk tak dibolehkan menghadiri acara pernikahan dan pemakaman keluarga. Mereka juga diwajibkan bekerja untuk menjual, mengepak, dan mengirim furnitur TS & Company. Semua tanpa gaji.
Gereja ini sudah sedari lama mengobarkan semangat anti Islam. Sudah sejak akhir 1990an, mereka memasang berbagai spanduk anti Islam dan anti LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) secara mencolok di depan gereja mereka. Di awal tahun ini, Jones menerbitkan sebuah buku yang diberi judul “Islam is of the Devil.” Isinya menggambarkan Islam sebagai agama penganjur kekerasan dan teror.
Sebelumnya, di tahun 2009, para jemaat mengirimkan anak mereka ke sekolah umum dengan t-shirt bertuliskan judul buku itu. Buntutnya, anak-anak itu dipulangkan dari sekolah dan diperintahkan mengganti pakaian. Mereka juga amat militan menentang kaum homoseks. Pada Maret 2010, Dove World mengunggah video menentang pencalonan Craig Lowe sebagai walikota (Lowe belakangan tetap terpilih dan menjadi walikota pertama Gainesville yang terang-terangan mengaku sebagai gay). Saat kampanye mereka memasang spanduk bertuliskan “No Homo Mayor.”Rencana sinting Jones sontak memancing kemarahan warga dunia--bukan hanya umat Islam, tapi juga agama lain, termasuk kalangan Nasrani dan Yahudi. Dan kini Jones harus memetik buah yang telah dia tanam itu.
Merasa jerih melihat gelombang antipati itu, Jones buru-buru menyatakan harapannya supaya acara sinting yang digagasnya itu tak mendorong aksi kekerasan. Dia pun mengaku menerima sejumlah ancaman pembunuhan sejak mengumumkannya. Tak cuma itu, bank yang menguncurkan kredit properti kepada Dove World senilai US$140 ribu, atau sekitar Rp1,3 miliar, kini menuntut Jones supaya langsung melunasi semua hutangnya. Belum cukup, perusahaan asuransi yang tak mau konyol langsung membatalkan asuransi gereja Dove World.
(sumber: Huffington Post, wikipedia, The Times, Der Spiegel, diterjemahkan oleh viva news)

Kamis, 26 Agustus 2010

Sebuah Sajak


Belantara ini begitu indah,
kelam dan dalam.
Tapi ada janji-janji
yang harus aku tepati.
Dan masih panjang
jalan terentang,
sebelum aku tenang,
pulang kandang.
(Robert Frost)

Lara Sang Petualang 1


Mencari sebuah pengakuan tanpa selembar kertas fakta bukanlah perkara yang mudah, tapi Sang Petualang 1 akan tetap berusaha. Untuk Sang Petualang 2, 3, 4, & 5 jangan sebut aq Sang Petualang 1 jika aq gagal mendapatkan pengakuan dari Bunga Kuning, Bunga Kuning yang selalu ada di dada kiri kita pada saat kita berjuang, walaupun kuantitas dan kualitas pesaing tidak seperti yang kita harapkan tetapi kita tidak akan takut jikalau kuantitas dan kualitas pesaing lebih dari itu.  Toh kalaupun pengakuan tersebut gagal didapatkan janganlah berkecil hati karena derai tawa dan air mata kita dibalaskan dengan pengalaman yang sangat berharga serta belum tentu kita alami satu kali lagi, petualangan kita boleh berahir tanpa sebuah pengakuan tetapi petualangan tuk memuwujudkan mimpi-mimpi kita selanjutnya tidak akan perna larut dan tenggelam sampai disini.

Selasa, 17 Agustus 2010

SUARA HATI ANAK BANGSA: APAKAH KITA SUDAH MERDEKA?


“17 Agustus tahun 1945, itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia”

 Itulah kutipan lagu yang sering kita dengar dimana-mana jika sudah masuk bulan Agustus. Begitu juga dengan bulan Agustus 2010 ini, yapz, tepat 65 tahun lalu pada tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi dikumandangkan oleh sang proklamator Bung Karno dan Bung Hatta, 17 Agustus itulah suatu hari yang sangat bersejarah dan sampai sekarang diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tak terkecuali bulan Agustus ini, walaupun dalam suasana bulan ramadhan dimana sebagian besar bangsa Indonesia sedang melaksanakan ibadah puasa, bangsa Indonesia tetap semangat memeriahkan dirgahayu kemerdekaan bangsa kita ini, sang saka merah putih berkibar gagah hampir disetiap halaman rumah serta segala pernak-pernik HUT RI yang membuat suasana semakin hidup, baik di desa maupun kota, kemudian para pelajar tetap berbondong-bondong pergi kelapangan terbuka yang disiapkan untuk upacara peringatan HUT RI dengan penuh semangat dan pakaian yang rapi lengkap dengan segala atributnya. Sungguh pemandangan yang sangat indah sekali melihat semua ini. Mungkin inilah ungkapan syukur bangsa Indonesia terhadap perjuangan dan cucuran darah para ksatria-ksatria dan srikandi-srikandi yang rela  berjuang dan rela mati demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Tetapi, akankah kemeriahan ini hanya ada pada bulan Agustus? dan apakah sisanya hanya detik-detik yang diisi dengan realita hidup yang tidak identik dengan suatu kemerdekaan?
Apakah bangsa ini sudah merdeka?, kita memang sudah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, dan secara de facto dan de jure memang seluruh bangsa di muka bumi mengakui kemerdekaan kita. Tetapi masih banyak rakyat miskin yang bertahan hidup dengan segala cara, termasuk berdesak-desakan mengantri sembako yang dibagikan pada setiap bulan ramadhan bahkan sampai ada yang kehilangan nyawa hanya demi mengantri beberapa liter beras. Kemudian bantuan-bantuan dari pemerintah yang tidak tepat sasaran seperti adanya BLT yang tidak diterima warga miskin seperti yang sering diberitakan ditelivisi, pengemis yang menadahkan tangannya demi koin-koin yang dianggapnya begitu berharga demi menyambung hidupnya, pemulung yang memakan sayur mayur dan buah-buhan busuk demi mengisi perutnya, apakah ini bisa dikatakan “merdeka” bagi rakyat miskin itu?
Masih banyak anak-anak yang putus sekolah dan menari-nari dijalan-jalan karena kejamnya biaya pendidikan dan terpaksa menggerakkan otot-otot kecil mereka demi membantu orang tua mereka. Kemudian beasiswa-besiswa disekolah dan universitas yang seharusnya diterima pelajar atau mahasiswa miskin, diterima oleh pelajar atau mahasiswa yang mempunyai gadget-gadget canggih, biaya sekolah yang sangat tinggi walaupun katanya sudah ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Apakah ini bisa dikatakan “merdeka” untuk para anak-anak dan pelajar Indonesia? Apakah dengan banyaknya pelajar yang putus sekolah akibat kejamnya biaya ini membuat bangsa kita akan bertambah bodoh?
Sekali lagi, kita memang sudah merdeka dari penjajah tetapi kenapa mereka yang berkuasa menggusur, menindas, korupsi, merugikan serta mengorbankan rakyat demi kepentingan mereka sendiri?, apakah benar kita sudah bebas dari penjajah? Apakah mereka berbeda dengan penjajah?. Bayangkan pada era sekarang ini untuk hanya menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) kita memerlukan uang jutahan bahkan puluhan juta untuk bisa menjadi PNS, dan bagi yang tidak mempunyai uang sedemikian rupa, impian menjadi PNS terkadang hanya khayalan belaka, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dimana-mana dalam mencapai segala hal, dan masih banyak sekali hal-hal lain yang menjadi pertanyaan menyangkut kemerdekaan kita yang belum tentu selesai jika diceritakan semua dalam tulisan ini.
Merdeka memanglah Hak Asasi Manusia, tetapi sebelum memaknai kemerdekaan secara nasional, kita harus memaknai kemerdekaan secara personal, apakah bangsa Indonesia secara personal sudah merdeka? Pasti banyak sekali pendapat yang berbeda mengenai apa itu kemerdekaan, yang pasti kita harus menghargai jasa-jasa pahlawan kita yang rela berkorban dan rela mati demi bangsa Indonesia ini, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan suatu pengabdian, prestasi dan hal-hal positive demi kemajuan bangsa, demi ibu pertiwi dan demi mendapatkan kemerdekaan sebenarnya, KEMERDEKAAN SEJATI.
Tunjukan bahwa kita bersaudara, luka mereka, luka kita juga, tunjukkan..!!!! tunjukan oleh kita, derita yang ada derita kita juga..!!!!”
HIDUP RAKYAT INDONESIA……..!!!!!!
<!-- multiply:no_crosspost -->