Ditengah kesibukan dalam acara Temu Ilmiah Mahasiswa Tanah (TIMT) se-Indonesia 2010, delegasi dari HIMILTA menyempatkan diri untuk mengunjungi PT Kalimantan Prima Persada (KPP) Rantau, Kalimantan Selatan. Di perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batu bara tersebut, delegasi HIMILTA di beri kesempatan untuk melihat proses reklamasi lahan pasca tambang.
PT Kalimantan Prima Persada adalah suatu pertambangan batubara yang terdapat di daerah Rantau provinsi Kalimantan Selatan. PT ini berdiri sejak tahun 2005 dan dibagi dalam 3 daerah penambangan (3 Pit). Masing-masing daerah penambangan tugasnya hanya menambang, mengambil batubaranya dan kemudian direklamasi kembali seperti bentuk awal lahan. PT. KPP ini hanya sebagai kontraktor dan mining developer, artinya PT ini hanya mengontrak lahan milik rakyat sekitar dan kemudian menambang lahan tersebut setelah lahan tersebut ditambang dan diambil batubaranya, diserahkan kembali kepada pemiliknya (rakyat sekitar) dengan sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan pihak PT sesuai dengan kesepakatan yang dibuat sebelumnya.
Kegiatan reklamasi dilakukan dengan cara menanam tanaman pada lahan bekas tambang tersebut dengan tanaman yang sesuai dengan jenis tanahnya. Tanaman tersebut antara lain sangon, akasia, mahoni, bentawas dan meranti. Tanaman-tanaman ini ada yang cocok dan ada yang tidak untuk di tanam di lahan bekas tambang. Tanaman sangon dan akasia adalah yang paling cocok dengan kondisi lahan bekas tambang. Hal ini disebabkan karena kedua tanaman ini tahan terhadap kondisi kekeringan, panas yang berlebihan dan jenis tanah yang terjal dan berbatu. Tanaman sangon umumnya ditanam pada lahan bekas tambang dimana top soilnya tebal, sedangkan tanaman akasia dapat tumbuh di lahan bekas tambang yang top soilnya tipis. Tanaman meranti, mahoni dan bentawas (dari daerah Bali) pernah dicoba ditanam di lahan bekas tambang, akan tetapi hasilnya tidak signifikan (tidak cocok). Hal ini dikarenakan tanaman-tanaman tersebut tidak tahan akan kekeringan dan pada kondisi tanah yang terjal berbatu, ada kemungkinan tumbuh tetapi pertumbuhannya terhambat dan batangnya kerdil.
Di daerah penambangan terlihat jelas profil tanah yang tersusun atas beberapa lapisan. Penambangan dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat seperti bulldozer, dump truck dan Volvo. Langkah awal untuk penambangan yaitu lahan yang akan ditambang di bersihkan dulu vegetasinya (land clearing), kemudian diambil top soilnya. Top soil tersebut ditempatkan pada pengumpulan stok top soil (tanah merah) pada suatu tempat disekitar lahan penambangan yang nantinya akan di kembalikan lagi pada lahan bekas tambang untuk kemudian direklamasi. Pada daerah-daerah tertentu dibuat kolam sedimen (sediment pond) untuk mengatur air di lahan tersebut.
Contoh konkrit di lapangan menunjukkan bahwa sistem pertanaman pada lahan bekas tambang tidak diperhatikan dengan serius, dimana tanaman tersebut ditanam tetapi tidak memikirkan erosi yang akan terjadi cukup besar dan akan membahayakan lahan itu sendiri. Rata-rata jenis tanah di PT ini bertekstur pasir dan banyak ditemukan bebatuan. Erosi pada lahan bekas tambang ini terlihat dengan jelas berupa erosi alur. Pada lahan yang sudah direklamasi selama ± 5 tahun, lapisan tanah organik sulit ditemukan dan tidak terbentuk sama sekali. Hal ini dikarenakan daun tanaman sangon dan akasia yang jatuh lambat terdekomposisi dan lambat terurai. Jadi, pada umumnya lahan bekas tambang bisa direklamasi kembali tetapi kualitas lahannya bisa lebih rendah dari lahan sebelumnya.
PT KPP ini berbatasan dengan perkebunan rakyat sekitar pertambangan. Tanaman yang ditanam adalah karet. Di samping itu juga, ada pertambangan liar yang berbatasan dengan pertambangan KPP ini. Pertambangan ini tidak teratur dan tidak pernah diperhatikan pengolahan lahannya. Pemilik lahannya atau pihak yang menambang tidak peduli akan hal itu, mereka masa bodoh sehingga terjadi perusakan lingkungan. Pemerintah pun sudah berulang kali memperingatkan para penambang liar tetapi mereka tidak pernah mengindahkan peringatan tersebut. PT KPP ini juga memiliki kebun karet sendiri yang benihnya dibeli dari rakyat setempat. Pertumbuhan karet disini cukup lumayan baik dan bisa tumbuh pada kondisi ekstrim. Setelah semua lahan ditambang kemudian lahan tersebut direklamasi seperti bentuk semula, barulah lahan tersebut dikembalikan kepemiliknya. Demikianlah sekilas cerita tentang kunjungan kami ke PT Kalimantan Prima Persada.
PT Kalimantan Prima Persada adalah suatu pertambangan batubara yang terdapat di daerah Rantau provinsi Kalimantan Selatan. PT ini berdiri sejak tahun 2005 dan dibagi dalam 3 daerah penambangan (3 Pit). Masing-masing daerah penambangan tugasnya hanya menambang, mengambil batubaranya dan kemudian direklamasi kembali seperti bentuk awal lahan. PT. KPP ini hanya sebagai kontraktor dan mining developer, artinya PT ini hanya mengontrak lahan milik rakyat sekitar dan kemudian menambang lahan tersebut setelah lahan tersebut ditambang dan diambil batubaranya, diserahkan kembali kepada pemiliknya (rakyat sekitar) dengan sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan pihak PT sesuai dengan kesepakatan yang dibuat sebelumnya.
Kegiatan reklamasi dilakukan dengan cara menanam tanaman pada lahan bekas tambang tersebut dengan tanaman yang sesuai dengan jenis tanahnya. Tanaman tersebut antara lain sangon, akasia, mahoni, bentawas dan meranti. Tanaman-tanaman ini ada yang cocok dan ada yang tidak untuk di tanam di lahan bekas tambang. Tanaman sangon dan akasia adalah yang paling cocok dengan kondisi lahan bekas tambang. Hal ini disebabkan karena kedua tanaman ini tahan terhadap kondisi kekeringan, panas yang berlebihan dan jenis tanah yang terjal dan berbatu. Tanaman sangon umumnya ditanam pada lahan bekas tambang dimana top soilnya tebal, sedangkan tanaman akasia dapat tumbuh di lahan bekas tambang yang top soilnya tipis. Tanaman meranti, mahoni dan bentawas (dari daerah Bali) pernah dicoba ditanam di lahan bekas tambang, akan tetapi hasilnya tidak signifikan (tidak cocok). Hal ini dikarenakan tanaman-tanaman tersebut tidak tahan akan kekeringan dan pada kondisi tanah yang terjal berbatu, ada kemungkinan tumbuh tetapi pertumbuhannya terhambat dan batangnya kerdil.
Di daerah penambangan terlihat jelas profil tanah yang tersusun atas beberapa lapisan. Penambangan dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat seperti bulldozer, dump truck dan Volvo. Langkah awal untuk penambangan yaitu lahan yang akan ditambang di bersihkan dulu vegetasinya (land clearing), kemudian diambil top soilnya. Top soil tersebut ditempatkan pada pengumpulan stok top soil (tanah merah) pada suatu tempat disekitar lahan penambangan yang nantinya akan di kembalikan lagi pada lahan bekas tambang untuk kemudian direklamasi. Pada daerah-daerah tertentu dibuat kolam sedimen (sediment pond) untuk mengatur air di lahan tersebut.
Contoh konkrit di lapangan menunjukkan bahwa sistem pertanaman pada lahan bekas tambang tidak diperhatikan dengan serius, dimana tanaman tersebut ditanam tetapi tidak memikirkan erosi yang akan terjadi cukup besar dan akan membahayakan lahan itu sendiri. Rata-rata jenis tanah di PT ini bertekstur pasir dan banyak ditemukan bebatuan. Erosi pada lahan bekas tambang ini terlihat dengan jelas berupa erosi alur. Pada lahan yang sudah direklamasi selama ± 5 tahun, lapisan tanah organik sulit ditemukan dan tidak terbentuk sama sekali. Hal ini dikarenakan daun tanaman sangon dan akasia yang jatuh lambat terdekomposisi dan lambat terurai. Jadi, pada umumnya lahan bekas tambang bisa direklamasi kembali tetapi kualitas lahannya bisa lebih rendah dari lahan sebelumnya.
PT KPP ini berbatasan dengan perkebunan rakyat sekitar pertambangan. Tanaman yang ditanam adalah karet. Di samping itu juga, ada pertambangan liar yang berbatasan dengan pertambangan KPP ini. Pertambangan ini tidak teratur dan tidak pernah diperhatikan pengolahan lahannya. Pemilik lahannya atau pihak yang menambang tidak peduli akan hal itu, mereka masa bodoh sehingga terjadi perusakan lingkungan. Pemerintah pun sudah berulang kali memperingatkan para penambang liar tetapi mereka tidak pernah mengindahkan peringatan tersebut. PT KPP ini juga memiliki kebun karet sendiri yang benihnya dibeli dari rakyat setempat. Pertumbuhan karet disini cukup lumayan baik dan bisa tumbuh pada kondisi ekstrim. Setelah semua lahan ditambang kemudian lahan tersebut direklamasi seperti bentuk semula, barulah lahan tersebut dikembalikan kepemiliknya. Demikianlah sekilas cerita tentang kunjungan kami ke PT Kalimantan Prima Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar